Tuesday 20 April 2010

Seri I : Kisah Santanu dan Kelahiran Bisma

Perjamuan di Sorgaloka

Ketika di Sorgaloka diadakan perjamuan bersar-besaran, raja Mahabisa yang dapat naik ke Sorgaloka karena sesajinya juga datang berkunjung. Dewi Gangga pun ikut hadir dalam perjamuan tersebut.

Selagi pesta, tiba-tiba angin besar bertiup menyingkapkan pakaian Dewi Gangga. Para hadirin tertunduk supaya Dewi Gangga tidak malu. Namun, tidak demikian dengan raja Mahabisa. Hyang Brahma sangat murka melihat kelakuan raja Mahabisa, lalu menghukumnya turun ke dunia. Demikian pula Dewi Gangga. Tapi dijanjikan kepadanya bahwa ia akan lepas dari hukuman jika telah melepaskan amarahnya.

Turunnya raja Mahabisa ke dunia ialah dengan menjelma menjadi putera raja Pratipa.


Dewi Gangga Menemui Raja Pratipa

Suatu hari Raja Pratipa pulang dari bertapa. Tiba-tiba datanglah putri yang amat cantik menghadap baginda. Putri itu memohon agar Baginda sudi memperistri dia.

Baginda tidak dapat mengabulkan permohonan tersebut, tapi berjanji bila kelak punya putra sang puteri akan diambil sebagai menantu. Puteri itu berterima kasih dan memohon jika kelak menjadi menantunya janganlah dicegah segala perbuatannya sekalipun yang sangat buruk. Jika putera raja mencegah, maka dengan terpaksa puteri akan meninggalkannya.

Baginda berjanji akan memenuhi permohonan itu. Setelah itu sang puteri menghilang dari pandangan. Siapakah puteri itu ? Ia Dewi Gangga, yang dihukum oleh Hyang Brahma turun ke dunia.

Setelah raja Pratipa bertemu dengan dewi itu, maka Baginda bertapa untuk memohon seorang putra kepada Dewa.

Singkat cerita, permohonan Baginda dikabulkan. Tak lama Baginda memperoleh seorang putra dan diberi nama Santanu.

Setelah Santanu dewasa, bersabdalah Baginda Pratipta kepada Santanu bahwa kelak akan datang seorang bidadari. Ialah yang akan dijadikan istri putra raja. Baginda menyampaikan permohonan Dewi Gangga kepada Santanu. Santanu menerima segala titah dan kemudian dinobatkan menjadi raja.

Santanu menerima segala titah, kemudian ia dinobatkan menjadi Raja. Setelah beberapa lama menjadi Raja, suatu hari Santanu berada di tepi sungai Gangga. Tiba-tiba muncul seorang putri yang cantik jelita. Karena terpesona, Raja Santanu lalu menghampiri dan ngobrol dengan putri tersebut. Setelah sekian lama, Raja Santanu menanyakan apakah putri tersebut mau jadi permaisuri. Sang putri bersedia dan mengajukan persyaratan. Raja Santanu yang mendengar persyaratan itu terdiam dan teringat apa yang telah diwasiatkan oleh ayahnda Raja Pratipta kepadanya. Raja Santanu mengabulkan persyaratan yang diajukan oleh Sang Putri tersebut.

Raja Santanu Ditinggalkan Dewi Gangga, Istrinya, dan Kelahiran Bisma
Setelah menikah dengan Sang Putri, yang ialah Dewi Gangga, Raja Santanu memiliki putra-putra yang dilahirkan oleh Dewi Gangga. Namun, walau sudah 7 putra yang lahir, 7 putra itu pula yang telah dibunuh Dewi Gangga dan dibuang ke sungai. Raja Santanu hanya berdiam diri melihat apa yang dilakukan oleh Dewi Gangga karena mengingat sumpah yang telah diucapkannya sebagai syarat pernikahan dengan Dewi Gangga.

Hingga pada suatu ketika putra ke 8 lahir dan Dewi Gangga hendak membunuhnya pula, Raja Santanu mulai mempertanyakan alasan Dewi Gangga membunuh keturunannya. Maka bersabdalah Raja Santanu dengan hati berdebar-debar : "Adinda, katakanlah siapakah engkau sebenarnya ? Dan mengapa engkau sampai hati membunuh putra-putra kita ? Kamu tentu berdosa besar kepada Dewa. "

Permaisuri yang tidak lain Dewi Gangga menjawab, "Kakanda, janganlah takut. Putera kakanda ini tidak akan hamba bunuh. Tapi kenapa kakanda menanyakan hal ini ? Lupakah kakanda akan syarat perkawinan kita ? Dengan demikian, maka terpaksa hamba akan meninggalkan kakanda. Tapi sebelum itu, maka hamba akan bercerita mengapa hamba telah membunuh putera-putera sendiri. Ceritanya begini :

Pada jaman dahulu, ada delapan orang wasu (golongan dewa) yang telah mencuri sapi kehormatan yang bernama Nandini, milik seorang Maharesi. Di antara mereka hanya satu orang, yaitu yang bernama Dyahu. Maharesi tersebut mengetahui perbuatan mereka dan berkata, "Hai para wasu, aku mohonkan kepada Dewa moga-moga kamu menjelma menjadi bayi manusia!"

Mendengar itu mereka mohon ampun dan berjanji takkan mengulangi perbuatannya lagi. Sehingga oleh Dewa, mereka akan menjelma menjadi bayi manusia dan akan terbebas dari hukuman pada saat kelahirannya, kecuali Dyahu yang harus tinggal agak lama di dunia. Ke delapan wasu ini meminta kepada hamba untuk melahirkan mereka ke dunia jika hamba telah menjadi puteri manusia. Oleh karena itu hamba membunuh 7 putera hamba dengan membuangnya ke sungai yang merupakan penjelmaan dari 7 wasu yang memiliki dosa kecil, dan wasu yang terakhir Dyahu harus tinggal lebih lama lagi di dunia". Demikian cerita Dewi Gangga kepada Raja Santanu.

"... ya kakanda, hamba adalah Dewi Gangga, puteri Batara Janu", jelas Dewi Gangga.

Setelah menceritakan segala sesuatunya, Dewi pulang ke kahyangan karena hukumannya juga telah usai. Bayi itu pun dibawa serta. Namun setelah bayi tersebut dewasa, diserahkan kembali kepada Raja Santanu dan diberi nama Bisma atau Dewabrata.

Sejak kecil Bisma telah terlihat memiliki dasar watak pemberani, adil, pandai hukum, dan pandai pula menggunakan senjata perang.


0 comments:

Post a Comment