Wednesday 21 April 2010

Seri II : Riwayat Durgandini

Alkisah seorang raja bernama Basuparitjara suatu hari pergi berburu. Tiba-tiba, teringatlah baginda kepada permaisuri dewi Girika yang sangat cantik hingga timbul birahinya. Karena sangat birahi, Baginda mengeluarkan air mani dan ditangkapnya pada daun lalu dibuang ke sungai Djamuna.

Pada saat itu, lewatlah seekor ikan yang sebenarnya adalah seorang bidadari yang sedang menjalani hukuman. Ikan tersebut menelan air mani Baginda hingga akhirnya hamil.

Suatu hari Dasabala, abdi Baginda yang menjadi nelayan dan tukang perahu di kali Djamuna, mendapati ikan yang hamil tersebut. Akhirnya ikan tersebut melahirkan seorang laki-laki dan perempuan, lalu ikan tersebut menghilang.

Karena kejadian ajaib tersebut, Dasabala lalu menghadap Baginda dan mempersembahkan bayi tersebut sambil menceritakan asal mulanya. Baginda lalu teringat kejadian pada saat berburu dan Baginda yakin bahwa kedua bayi itu adalah putera-puterinya. Yang laku lalu diberi nama Matsyapati, dan yang perempuan diberi nama Durgandini.

Durgandini memiliki penyakit yang aneh, yaitu seluruh tubuhnya berbau amis. Oleh karenanya, dia diasuh oleh Dasabala. Penyakit ini akhirnya disembuhkan oleh seorang Resi yang bernama Parasara. Tidak saja penyakitnya sembuh, bahkan bau badannya pun selalu menebarkan aroma wangi. Karena itu Durgandini diberi nama Sajodjanagandi. Dan karena sabda resi Parasara pulalah, perahui yang biasa digunakan Durgandini berubah menjadi sebuah pulau di Sungai Djamuna.

Resi Parasara tinggal di pulau tersebut selama beberapa bersama Sajodjanagandi hingga mendapatkan seorang putera. Putera tersebut lalu diberi nama Kresna Dwipajana Wyasa (yang menurut hikayat menjadi pengarang Kitab Wreda dan Mahabarata).Setelah memiliki putera, Parasara meninggalkan pulau itu. Tetapi Sajodjanagandi menetap di situ bersama puteranya. Setelah Wyasa besar, ia pergi bertapa. Ia berpesan, jika ibunya rindu akan dia, hendaklah mengheningkan cipta, ia tentu akan segera datang.

Demikianlah riwayat Durgandini (Sajodjanagandi).

0 comments:

Post a Comment