Wednesday 21 April 2010

Seri III : Pertemuan Santanu dengan Durgandini dan Sayembara Raja Kasindra

Suatu hari, Raja Santanu sedang berjalan di tepi sungai Djamuna. Secara tak sengaja, Baginda melihat Durgandini yang sangat cantik jelita. Hati Baginda sangat tertarik melihatnya. Dan Baginda pun mulai mencari-cari keterangan tentang Durgandini. Setelah itu, Baginda menyuruh Dasabala untuk meminangkan Durgandini. Pinangan tersebut diterima oleh Durgandini dengan syarat bahwa apabila puteranya lahir, hendaklah dapat menggantikannya menjadi raja.

Baginda yang mendengar permohonan itu menjadi berat hati untuk mengabulkannya karena ia telah memiliki putra, yaitu Bisma. Dengan hati kecewa, Baginda kembali ke istana dengan bersedih hati.

Bisma yang mendengar sang ayahnda bermuram durja segera pergi menemui Dasabala dan mengatakan bahwa ia tidak suka menjadi raja. Ia ingin menjadi Brahmanatjari, yaitu brahmana yang tak suka kepada perempuan. Dan ia juga mengutarakan kepada Dasabala bahwa akan mendesak ayahndanya supaya mengabulkan persyaratan dari Durgandani tersebut.

Karena pengorbanan Bisma, maka dibawalah Durgandini ke istana oleh Dasabala untuk dipersembahkan kepada Raja Santanu. Oleh karena tindakan Bisma tersebut, Baginda menjadi sangat terharu dan bersabda : "... Hai putraku yang sangat kusayangi, engkau telah benar-benar mengorbankan kepentingan sendiri untuk ayahmu. Engkau sungguh-cinta kepada orang tuamu. Oleh karenanya, saya mohonkan kepada Dewa, supaya kamu tak mati semasa masih menghendaki hidup".

Seketika itu terdengar bunyi menggelegar di udara, tanda permohonan Baginda terkabul.

Akhirnya Raja Santanu menikah dengan Durgandini dan memiliki dua orang putera, yaitu Tjitragada dan Witjitawirja.

Ketika kedua putera tersebut beranjak dewasa, alkisah Prabu Kasindra mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh putri-putrinya. Prabu Kasindra memiliki 3 orang putri dan 2 orang putra, yaitu Dewi Amba, Dewi Ambika, Dewi Ambalika, Wahmuka dan Harimuka. Wahmuka dan Harimuka berwujud rasaksa.

Dalam sayembara tersebut dikatakan bahwa barangsiapa dapat mengalahkan Wahmuka dan Harimuka, maka akan menjadi jodoh ketiga dewi tersebut. Banyak raja dan ksatria yang mengikuti sayembara. Bisma pun juga ikut, namun untuk Tjitragada dan Witjitawirja. Akhirnya pun Bisma memenangkan sayembara dan ketiga putri dibawa ke Hastinapura.

Setelah sampai di Hastinapura Durgandini menitahkan supaya Dewi Ambika dijadikan istri Tjitragada dan Dewi Ambalika menjadi istri Witjirawirja. Dewi Amba akan diberikan kepada salah satu dari kedua putra itu. Tapi Dewi Amba menolak. Ia akan ikut Bisma, karena dialah pemenang sayembara. Bisma menjawab ia takkan beristri, dan akan meneruskan menjadi Brahmanatjari.

Suatu hari Bisma pergi ke pertapaan begawan Rama Parasu. Dewi Amba turut, tak mau ditinggalkan. Setelah Bisma beberapa lama di pertapaan, lalu pulang ke Hastinapura. Dewi Amba juga turut. Karena tak diperbolehkan turut Bisma, ia mengikuti dari jauh. Setelah Bisma agak jauh, Dewi Amba ketahuan dan disuruh kembali ke pertapaan. Dewi Amba menolak. Bisma lalu menakut-nakutinya dengan mengarahkan panah ke Dewi Amba, namun secara tak sengaja malah panah tersebut terlepas dari busurnya dan terkena dada Dewi Amba.

Dewi Amba sekarat dan Bisma pun bersedih di sisinya. Lalu terdengar suara Dewi dan berkata lirih, "Hai Bisma, engkau membunuh orang yang tak berdosa yang cinta kepadamu. Cintaku benar-benar keluar dari hati yang suci. Walau kamu tak suka beristri, kamu dapat mengijinkan aku menjadi saudara atau pengiringmu. Tapi cinta suciku kau balas dengan pembunuhan. Karena itu aku ingatkan engkau, kelak aku akan menjelma menjadi puteri maharaja Drupada yang bernama Sikandi (Srikandi). Jika pech perang besar antara darah Barata, di situlah aku akan membalas".

Setelah berkata demikian, Dewi Amba menghembuskan nafas penghabisan.

0 comments:

Post a Comment