Thursday 22 April 2010

Seri IV : Kemelut Keturunan Darah Kuru (Lahirnya Drestaratya dan Pandu)

Almarhum Raja Santanu yang menikahi Durgandini dan menghasilkan 2 putera yaitu Tjitragada dan Witjitawirja. Kedua putera tersebut ternyata tidak dapat membuahkan keturunan dari hasil perkawinannya dengan Dewi Ambika dan Dewi Ambalika. Dewi Sajodjanagandi alias Durgandini dan disebut juga dengan Dewi Gandawati amat berduka cita memikirkan darah Kuru akan terputus.

Suatu hari Dewi Gandawati memanggil Bisma untuk mencari akal supaya darah Kuru tidak terputus. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil begawan Wyasa (putra Gandawati dari Resi Parasara) untuk mengadakan keturunan.

Suatu hari Dewi Gandawati mengheningkan cipta untuk memanggil begawan Wyasa. Setelah begawan itu datang, sang Dewi segera menceritakan maksudnya. Begawan Wyasa berjanji akan memenuhi permintaan ibunya tetapi terlebih dahulu ia meminta waktu 1 tahun untuk bertapa agar kelak dapat memiliki putra yang betul-betul utama.

Setelah itu Wyasa pulang ke pertapaannya di gunung Retawu. Dewi Ambika dan Ambalika yang mendengar berita tentang hasil dari pertemuan itu, yaitu bahwa mereka akan dibuahi Wyasa, menjadi sangat sedih. Tapi mereka benar-benar tak berani menyangkal.

Setelah satu tahun berlalu, datanglah begawan Wyasa untuk memenuhi janji. Pertama-tama ia menghendaki turunan dengan Dewi Ambika. Ketika akan bertukar asmara dengan Begawan Wyasa, Ambika merasa takut karena paras wajah yang buruk dari Begawan Wyasa. Karenanya Dewi Ambika melakukannya sambil memejamkan mata. Kejelekan muka Wyasa sebenarnya disebabkan karena telah lamanya ia bertapa.

Setelah Dewi Ambika hamil, dan sampai waktunya melahirkan ternyata anak itu buta. Lalu anak itu diberi nama Drestaratya (Destarata).

Kemudian sang Begawan menghendaki turunan dari Dewi Ambalika. Ketika bertukar asmara dengan Dewi Ambalika, muka sang Dewi pucat karena takut. Ketika ia mempunyai putera, putera itu dinamakan Pandu.

Dewi Gandawati menyuruh Dewi Ambalika untuk sekali lagi bertukar asmara dengan Begawan Wyasa. Dewi Ambalika takut menolak titah. Tapi ia mendapat akal, yaitu dengan menyuruh pelayannya yang bernama Datri untuk menggantikannya. Pelayan tersebut diberi pakaian dan dirias hingga benar-benar mirip Dewi Ambalika. Dengan demikian Wyasa telah bertukar asmara dengan pelayan Dewi Ambalika. Akhirnya Datri memiliki putra yang pincang dan diberi nama Widura.

Sekarang cita-cita Dewi Gandawati telah tercapai. Turunan Kuru tidak terputus. Begawan Wyasa tetap di pertapaannya dan ia berpesan kalau keturunannya mendapat kesusahan, ia akan segera datang memberi nasehat.

0 comments:

Post a Comment